Kamis, 08 Januari 2015

KESUKSESAN BERAWAL DARI KESUNGGUHAN

Kesuksesan seseorang bukan pada hasil yang telah dicapai tapi pada kesungguhan proses yang telah dilakukan seseorang. Sukses juga bukan sebuah ukuran seseorang merasa bahagia atau tidak. Karena kebahagiaan bukan diukur dari sukses atau tidaknya seseorang.

Kesuksesan adalah berawal dari kesungguhan.

  1. Kesungguhan dalam memiliki niat untuk melakukan sesuatu.
    Rosulullah pernah bersabda;
    "Innamal a'malu binniyatin, wainnama likulimriin manawa" yang artinya "Sesungguhnya sah atau tidak suatu amal bergantung pada niatnya, dan sesungguhnya seseoang akan memperoleh balasan atas apa yang ia niatkan". Jadi dengan demikian, niat yang baik dengan kesungguhan hati maka ia akan memperoleh kebaikan itu.
    Seorang pedagang misalnya, ketika ia meniatkan bermuamalah atau berdagang dengan niat ingin mendapat keridhoan Allah swt maka tentu ia akan berprilaku jujur dalam berdagang, selalu bersyukur saat mendapatkan keuntungan dan akan bersabar dan tawakal kepada Allah disaat kerugian menghampirinya. Maka itulah orang beruntung dan pasti akan merasakan kesuksesan dunia dan akhirat. Sebagaimana Firman Allah dalam Q.S........ "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar". Bahkan orang bijak mengatakan "Allah menyukai orang yang sabar dan ikhlas, maka tersenyumlah dikala sedih, tetap memaafkan saat kecewa." (Gambardp.com).
  2. Kesungguhan dalam melakukan ikhitar.
    Tidak hanya dalam memiliki niat, kesungguhan dalam berikhtiar merupakan hal yang tidak bisa tidak, adalah salah satu syarat seseorang agar dapat mencapai kesuksesan itu. Orang bijak mengatakan; "Sabar bukan berarti tinggal diam tanpa usaha". (
    http://gambarfoto.co/kata-islami-tentang-sabar.html). Jadi Ikhtiar atau usaha salah satu jalan yang harus kita tempuh untuk menuju satu tujuan yakni kesuksesan hakiki. Kesuksesan yang mengantarkan kita kepada kebahagiaan hidup baik di dunia maupun diakhirat kelak.
  3. Kesungguhan dalam memiliki sikap optimis
    Optimis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan optimis adalah orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal atau persoalan.

    Menurut Ubaedy (2007:86), Optimisme memiliki dua pengertia:
    Pertama, optimisme merupakan doktrin hidup yang mengajarkan kita untuk meyakini adanya kehidupan yang lebih baik untuk kita (punya harapan). Orang yang optimis adalah orang yang yakin (dengan alasan-alasan yang dimilikinya) bahwa ada kehidupan yang lebih baik dihari esok. Kedua, optimisme berarti kecendrungan batin untuk merencanakan aksi peristiwa atau hasil yang lebih baik.Optimisme berarti menjalankan apa yang kita yakini atau apa yang dibutuhkan oleh harapan kita.

    Dari kedua pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa optimis berarti meyakini adanya kehidupan yang lebih baik dan keyakinan itu digunakan untuk menjalankan aksi yang lebih baik guna meraih hasil yang lebih baik. jika sudah yakin, namun tidak digunakan untuk melakukan aksi untuk membuktikan keyakinan itu, berarti optimisme masih kurang. Pada seorang siswa, optimisme merupakan keyakinan dalam diri akam mampu mencapai hasil belajar yang baik dan dapat berprestasi, kemudian melakukan usaha untuk mendapatkan hasilnya.

    Kesuksesan yang diraih oleh orang yang optimis itu disebabkan oleh pemikiran mereka yang positif (Positive Thinking), usaha yang pantang menyerah dan rasa percaya diri dalam menghadapi setiap situasi yang terjadi pada dirinya. Berpikir positif, pantang menyerah dan rasa percaya diri ini disebabkan oleh keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri untuk dapat mengatasi hambatan yang terjadi. oleh karena itu, orang yang optimis akan selalu tahu kekurangan dirinya serta kelebihan-kelebihan yang dimiliki olehnya dan dapat dengan cepat bangkit ketika mengalami masalah.
    https://herrystw.wordpress.com/2013/01/05/pengertian-optimisme/

    Optimislah, sebab anda seorang manusia yang Allah ciptakan dengan tangan-Nya sendiri dan dibekali dengan banyak keistimewaan.
    Optimislah, sebab dalam diri Anda tersimpan semua faktor kesuksesan.
    Optimislah, sebab secara fitrah kesuksesan itu telah tercatat untuk Anda (Mustafa Kamil, "Dahsyatnya Optimis, Karena setiap yang mustahil bisa ditaklukkan.")
  4. Kesungguhan dalam kesabaran dan tawakal
    Telah dikatakan oleh Imam Al-Ghazali bahwa sabar adalah suatu teganya dorongan agama yang telah berhadapan dengan dorongan hawa nafsu. Jadi sabar disini adalah suatu kekuatan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan suatu kewajiban. Dan disamping itu pula bahwa sabar adalah suatu kekuatan yang menghalangi seseorang untuk, melakukan kejahatan. Didalam Al-Quran kata sabar telah disebutkan di tujuh puluh tempat, menurut Ijma' Ulama ummat, sabar ini wajib, dan juga merupakan separuh dari iman (menurut pendapat Imam Ahmad). Sebab iman disini dibagi menjadi dua bagian, yakni sebagian adalah sabar dan sebagian lainnya adalah syukur.

    Di dalam Al-Quran kata sabar disebutkan dalam enam belas versi diantaranya adalah: Perintah sabar, terdapat dalam firman Allah SWT Q.S Al-Baqarah: 45 yang artinya "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat." sedangkan larangan melakukan sebaliknya terdapat dalam firman-Nya Q.S Ali 'Imran: 139 yang artinya "Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati sebab kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang beriman."
    Sifat yang paling dilarang oleh Allah adalah sifat lemah dan juga bersedih hati. oleh karena itu, sifat tersebut mempunya arti tidak sabar.
Semoga kita semua menjadi pribadi yang memiliki kesungguhan dalam melaksanakn semua apa yang Allah SWT perintahkan kepada kita semua. Pada Akhirnya semoga kita menjadi orang yang sukses baik sukses di dunia maupun akhirat.. Amiinn

Terima kasih, semoga bermanfaat!

Penulis:
Suheli Karyadi
Cilegon, 08/01/2015